Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme
Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme
#Prasangka
Adalah membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang
relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian
berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa
dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada
bidang lain selain ras. Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk
akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional
- Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
- Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
- Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak.
#Diskriminasi
merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu
tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili
oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa
dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusia
untuk membeda-bedakan yang lain.
Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena
karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran
politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari
tindakan diskriminasi.
- Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
- Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
#Perbedaan Prasangka
dengan Diskriminasi
Prasangka menunjukkan
pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966)
sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif
terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia
bertindak atau beringkah laku.
Sikap negatif disebut
juga prasangka, walaupun sikap prasangka juga bisa bersifat positif dalam
kondisi tertentu. Dalam pengertian ini, sikap prasangka lebih cendrung ke arah
negatif karena pengaruh dari faktor lingkungan, sikap dan ego yang tinggi,
serta mudah terprovokasi dengan orang lain tanpa ada bukti yang jelas, dan
hanya bisa berprasangka dengan orang lain.
Seseorang yang
mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang
diprasangkainya, akan tetapi seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar
belakang pada suatu prasangka. Sikap berprasangka jelas tidak adil, karena
sikap yang diambil hanya berdasarkan
pada pengalaman atau apa yang didengar. Apabila muncul sikap
berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, maka akan terjaadi pertenangan sosial yang lebih
luas yang akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan kerugian yang cukup
besar dalam berbagai aspek.
#Sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi
Latar belakang
sejarah
Orang kulit putih di Amerika Serikat berprasangka
negatif terhadap orang negro. Orang
kulit putih beranggapan bahwa orang negro adalah budak dan orang berkulit putih
adalah Tuan rajanya.
Perkembangan
sosio, kultural, dan situasional
Sifat prasangka akan muncul dan berkembang apabila terjadi
kesenjangan sosial kepada masyarakt sekitar.
Bersumber
dari faktor kepribadian
Keadaan frustasi dari orang ataupun kelompok sosial tertentu
dapat menimbulkan tingkah laku yang cukup agresif. Tipe prasangka lebih dominan
disebabkan karena sikap orang itu tersendiri
Perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Prasangka diatas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka
yang bersifat universal.
#Cara Untuk Mengurangi/Menghilangkan Prasangka dan
Diskriminasi
Perbaikan
kondisi sosial ekonomi
Pemerataan pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan
merupakan cara cukup baik mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan sosial
antara masyarakat menengah kebawah dengan menengah keatas
Perluasan
kesempatan belajar
Usaha pemerintah untuk melakukan pemerataan kesejahteraan
dalam bidang pendidikan sudah dilakukan, misalnya saja dana APBN yang sudah
mencapai 20% untuk dunia pendidikan,
#Etnosentrisme
adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas
dasar nilai dan standar budaya sendiri. Orang-orang
etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya
sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan
agama. Perbedaan dan pembagian etnis ini mendefinisikan kekhasan identitas
budaya setiap suku bangsa. Etnosentrisme mungkin tampak atau tidak tampak,
dan meski dianggap sebagai kecenderungan alamiah dari psikologi manusia,
etnosentrisme memiliki konotasi negatif di dalam masyarakat
#Faktor Penyebab Etnosentrisme
*Budaya Politik
Budaya politik yang ada pada masyarakat cenderung
tradisional dan tidak rasional. Budaya politk semacam ini sangat subjektif dan
penuh ikatan emosional dan ikatan primordial yang cenderung menguasai
masyarakat. Masyarakat yang terlibat dalam politik sering mementingkan
kepentingan mereka sendiri mulai dari suku, etnis, agama dan lain sebagainya.
*Pluralitas Bangsa Indoensia
Banyaknya suku, agama, ras dan golongan di Indonesia
menyebabkan berbagai persoalan sosialdan konflik bisa muncul dengan mudah.
Setiap suku, agama, ras dan golongan berusaha mendapatkan kekuasaan dan
menguasai yang lain.
#Dampak Etnosentrisme
Etnosentrisme memiliki dampak positif dan negatif, berikut
ini penjelasannya,
Dampak Positif Etnosentrisme :
- Dapat mempertinggi semangat patriotisme
- Dapat menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan
- Dapat memepertinggi rasa cinta terhadap bangsa sendiri.
Dampak Negatif Etnosentrisme :
- Dapat menimbulkan konflik sosial antar suku
- Terdapat aliran politik
- Menghambat proses asimilasi dan integrasi
- Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuaan
- Menghambat pertukaran budaya
- Prasangka Sosial : Yaitu sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompok sendiri.
- Stereotip : Yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap orang lain (karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman).
- Jarak Sosial : Yaitu aspek lain dari prasangka sosial yang menunjukkan tingkat penerimaan seseorang terhadap orang lain dalam hubungan yang terjadi diantara mereka.
Contoh Etnosentrisme
Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku
carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan
atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga
dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku
yang brutal dan tidak masuk manusiawi. Hal itu terjadi apabila konsep carok
dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan
bahwa menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk
akal dan tidak masuk logika.
Contoh selanjutnya bisa dilihat pada suku Papua pedalaman
yang mempunyai kebiasaan menggunakan koteka. Dilihat dari sudut pandang
masyarakat non Papua pedalaman, menggunakan koteka mungkin dianggap sebagai hal
yang memalukan. Namun, bagi warga pedalaman Papua, menggunakan koteka dianggap
sebagai sebuah kewajaran dan menjadi kebanggaan tersendiri.
Demikianlah ulasan mengenai pengertian etnosentrisme lengkap
beserta dampak, faktor penyebab dan contohnya. Semoga penjelasan diatas
bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam memahamai apa itu etnosentrisme
secara benar.
Sumber
Sumber
Komentar
Posting Komentar